1.
Mengapa pengukuran asosiasi penting dalam kehidupan manusia sampai saat
ini?
Karena untuk sarana orang
melakukan penelitian mengenai ada dan tidaknya hubungan antara dua hal,
fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha untuk mengukur hubungan ini
dikenal sebagai mengukur asosiasi antara dua fenomena atau kejadian yang
menimbulkan rasa ingin tahu para peneliti.
2.
Apa yang dimaksud dengan asosiasi
itu?
asosiasi
/ hubungan (measures of association).
Atau yang
disebut Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam
statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel.
3.
Sebutkan contoh-contoh teknik analisis yang termasuk dalam pengukuran
asosiasi!
teknik
pengukuran asosiasi (measure of association)
yang berguna untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel (atau lebih).
Terdapat beberapa teknik analisis korelasi, diantaranya yang paling terkenal
dan digunakan secara luas diseluruh dunia ialah teknik analisis korelasi
Pearson dan Spearman.
4.
Apa kegunaan pokok teknik analisis korelasi?
Kegunaan pokok teknik Analisis Korelasi
Pengukuran
asosiasi berguna untuk mengukur kekuatan (strength) hubungan antar dua variabel
atau lebih. Contoh: mengukur hubungan antara variabel:
·
Motivasi kerja dengan produktivitas
·
Kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan
·
Tingkat inflasi dengan IHSG
5.
Bagaimana kedudukan variabel dalam korelasi?
variabel
dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel
yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut
independen.
6.
Apa maksud korelasi sama dengan 0?
Jika
korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua
variabel tersebut.
7.
Apa maksud korelasi tidak sama dengan 0?
Jika
koefesien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat
ketergantungan antara dua variabel tersebut.
8.
Apa maksud korelasi sama dengan + 1?
Jika koefesien korelasi diketemukan +1. maka
hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear
sempurna dengan kemiringan (slope) positif.
9.
Apa maksud korelasi sama dengan -1?
Jika koefesien korelasi diketemukan -1. maka
hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear
sempurna dengan kemiringan (slope) negatif.
10.
Kapan kita dapat menggunakan teknik korelasi?
Apabila telah ada hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua
variabel) dengan skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval
atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square
menggunakan data nominal.
11.
Apa perbedaan antara korelasi
dan kausalitas?
Ada
perbedaan mendasar antara korelasi dan kausalitas. Jika kedua variabel
dikatakan berkorelasi, maka kita tergoda untuk mengatakan bahwa variabel yang
satu mempengaruhi variabel yang lain atau dengan kata lain terdapat hubungan
kausalitas. Kenyataannya belum tentu. Hubungan kausalitas terjadi jika variabel
X mempengaruhi Y. Jika kedua variabel diperlakukan secara simetris (nilai
pengukuran tetap sama seandainya peranan variabel-variabel tersebut
ditukar) maka meski kedua variabel
berkorelasi tidak dapat dikatakan mempunyai hubungan kausalitas. Dengan
demikian, jika terdapat dua variabel yang berkorelasi, tidak harus terdapat
hubungan kausalitas.
12.
Apa perbedaan antara korelasi dan linieritas?
Terdapat
hubungan erat antara pengertian korelasi dan linieritas. Korelasi Pearson,
misalnya, menunjukkan adanya kekuatan hubungan linier dalam dua variabel.
Sekalipun demikian jika asumsi normalitas salah maka nilai korelasi tidak akan
memadai untuk membuktikan adanya hubungan linieritas. Linieritas artinya asumsi
adanya hubungan dalam bentuk garis lurus antara variabel. Linearitas antara dua
variabel dapat dinilai melalui observasi scatterplots
bivariat. Jika kedua variabel berdistribusi normal dan behubungan secara
linier, maka scatterplot berbentuk oval;
jika tidak berdistribusi normal scatterplot tidak berbentuk oval.
13.
Apa saja asumsi dalam menggunakan korelasi dan terangkan maksudnya?
Asumsi dasar korelasi diantaranya seperti tertera di bawah ini:
·
Kedua variabel bersifat
independen satu dengan lainnya, artinya masing-masing variabel berdiri sendiri
dan tidak tergantung satu dengan lainnya. Tidak ada istilah variabel bebas dan
variabel tergantung.
·
Data untuk kedua variabel
berdistribusi normal. Data yang mempunyai distribusi normal artinya data yang
distribusinya simetris sempurna. Jika
digunakan bahasa umum disebut berbentuk kurva bel.
14.
Sebutkan karakteristik korelasi!
Korelasi
mempunyai karakteristik-karakteristik diantaranya:
a.
Kisaran Korelasi (0 - 1)
b.
Korelasi sama dengan Nol (0)
c.
Korelasi sama dengan satu (1)
d.
Korelasi sama dengan min satu (-1)
15.
Apa yang dimaksud dengan koefesien korelasi? Berikan contohnya!
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara
dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien
korelasi menunjukkan kekuatan (strength)
hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi
positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai
variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika
koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik.
Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah
(dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan
hubungan antara dua variabel berikut contoh kreteria koefisien korelasi:
- 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
- >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
- >0,25 – 0,5: Korelasi cukup
- >0,5 – 0,75: Korelasi kuat
- >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
- 1: Korelasi sempurna
16.
Apa makna signifikansi dalam korelasi? Terangkan dengan jelas!
Dalam bahasa Inggris
umum, kata, "significant"
mempunyai makna penting; sedang dalam pengertian statistik kata tersebut
mempunyai makna “benar” tidak didasarkan secara kebetulan. Hasil riset dapat
benar tapi tidak penting. Signifikansi / probabilitas / α memberikan gambaran
mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai kesempatan untuk benar. Jika kita
memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil riset
nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah sebesar 1%.
Secara umum kita menggunakan angka
signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut
didasarkan pada tingkat kepercayaan (confidence
interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikansi sebesar 0,01
mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan
kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita adalah sebesar 99%. Jika angka
signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika
angka signifikansi sebesar 0,1, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%.
Pertimbangan lain ialah
menyangkut jumlah data (sample) yang akan digunakan dalam riset. Semakin kecil
angka signifikansi, maka ukuran sample akan semakin besar. Sebaliknya semakin
besar angka signifikansi, maka ukuran sample akan semakin kecil. Unutuk
memperoleh angka signifikansi yang baik, biasanya diperlukan ukuran sample yang
besar. Sebaliknya jika ukuran sample semakin kecil, maka kemungkinan munculnya
kesalahan semakin ada.
17.
Apa saja hasil interpretasi dalam analisis korelasi?
Hasil Interpensi dalam analisis korelasi
- Jika angka koefesien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan
- Jika angka koefesien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat
- Jika angka koefesien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin lemah
- Jika angka koefesien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif.
- Jika angka koefesien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif.
18.
Bagaimana melakukan
pengujian hipotesis dalam korelasi?
Pengujian hipotesis uintuk korelasi digunakan uji T.
Rumusnya sebagai berikut:
Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dengan kriteria
sebagai berikut:
·
Jika t hitung > t table H0 ditolak; H1
diterima
·
Jika t hitung < t table H0 diterima; H1
ditolak
19.
Apa itu koefesien determinasi?
Koefesien
diterminasi dengan simbol r2 merupakan proporsi variabilitas dalam
suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Definisi berikutnya
menyebutkan bahwa r2 merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang
dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Secara umum r2 digunakan
sebagai informasi mengenai kecocokan
suatu model. Dalam regresi r2
ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati
nilai data asli yang dibuat model. Jika r2 sama dengan 1, maka angka
tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna.
20.
Perlukah kita menghitung koefesien determinasi dalam korelasi? Berikan
penjelasannya.
hubungannya
dengan korelasi, maka r2 merupakan kuadrat dari koefesien korelasi yang
berkaitan dengan variabel bebas (X) dan variabel Y (tergantung). Secara umum dikatakan
bahwa r2 merupakan kuadrat
korelasi antara variabel yang digunakan sebagai predictor (X) dan variabel yang
memberikan response (Y). Dengan menggunakan bahasa sederhana r2 merupakan koefesien korelasi yang
dikuadratkan. Oleh karena itu, penggunaan koefesien determinasi dalam korelasi
tidak harus diinterpretasikan sebagai besarnya pengaruh variabel X terhadap Y
mengingat bahwa korelasi tidak sama dengan kausalitas. Secara bebas dikatakan
dua variabel mempunyai hubungan belum tentu variabel satu mempengaruhi variabel
lainnya. Lebih lanjut dalam konteks korelasi antara dua variabel maka pengaruh
variabel X terhadap Y tidak nampak. Kemungkinannya hanya korelasi merupakan
penanda awal bahwa variabel X mungkin berpengaruh terhadap Y. Sedang bagaimana pengaruh
itu terjadi dan ada atau tidak kita akan mengalami kesulitan untuk
membuktikannya. Hanya menggunakan angka r2 kita tidak akan dapat
membuktikan bahwa variabel X mempengaruhi Y.
21. Berikan contoh kasus korelasi (hitungannya) beserta penyelesaiannya!
Seorang
peneliti ingin mengetahui pengaruh dari tinggi badan terhadap berat badan.
Untuk kebutuhan penelitian tersebut diambil sampel secara acak sebanyak 10
orang untuk diteliti. Hasil pengumpulan data diketahui data sebagai berikut :
Berdasarkan
data tersebut di atas :
1.
Hitunglah nilai a dan b untuk
persamaan regersi linier sederhana
2.
Jika hipotesis penelitian menyatakan
bahwa “tinggi badan seseorang berpengaruh terhadap berat badan seseorang”,
ujilah hipotesis tersebut dengan menggunakan Uji T dan Uji F (tingkat keyakinan
sebesar 95%)
3.
Hitunglah nilai r dan koefisien
determinasi
4.
Bagaimana kesimpulannya.
Jawab :
Hipotesis
penelitian : Tinggi Badan berpengaruh terhadap Berat Badan Seseorang (karena
hanya dikatakan berpengaruh maka menggunakan uji dua arah).
Jika Y :
Berat Badan Seseorang dan X : Tinggi Badan Seseorang, maka untuk mendapatkan
nilai a dan b untuk persamaan regersi linier sederhana :
Berdasarkan
hasil pengolahan data tersebut di atas maka dapat dibuat persamaan regresi
linier sederhana : Y = - 73,72041 + 0,819657 X
Untuk
menguji hipotesis secara parsial digunakan Uji T, yaitu :
·
Hipotesis Statistik adalah Ho : b =
0 dan Ha : b ≠ 0 (disebut uji dua arah)
·
Nilai T hitung adalah : b/Sb =
0,819657/0,05525673 = 14,833613932638 = 14,834
·
Nilai T tabel dengan df : 10 – 2 = 8
dan ½ α = 2,5% (uji dua arah) sebesar ± 2,306
·
Karena nilai T hitung lebih besar
dari pada T tabel atau 14,834 > 2,306 maka Ho ditolak, Ha diterima dan
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Tinggi Badan berpengaruh terhadap
Berat Badan Seseorang adalah dapat diterima (dapat dikatakan signifikan secara
statistik).
·
Sedangkan untuk menguji secara
serempak digunakan Uji F, yaitu diperoleh F hitung = 31.874,98 dan Untuk nilai
F tabel dengan df : k - 1 ; n – k = 1 ; 8 dan α : 5% sebesar 5,32. Karena nilai
F hitung lebih besar dari F tabel atau 31.874,98 > 5,32 maka Ho ditolak, Ha
diterima dan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Tinggi Badan
berpengaruh terhadap Berat Badan Seseorang adalah dapat diterima.
Untuk nilai r (korelasi) adalah sebesar 0,982 dan
koefisien determinasi (r kuadrat) sebesar 0,964. Berdasarkan hasil nilai
koefisien korelasi maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel
independen (Tinggi Badan) dengan variabel dependen (Berat Badan) mempunyai
hubungan yang kuat karena nilai r sebesar 98,2% tersebut sangat mendekati nilai
100%.
Sedangkan berdasarkan nilai r kuadrat sebesar 96,4%
menggambarkan bahwa sumbangan variabel independen (Tinggi Badan) terhadap naik
turunnya variabel dependen (Berat Badan) sebesar 96,4% sedangkan sisanya
merupakan sumbangan dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Kesimpulannya : Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
baik Uji T maupun Uji F, diketahui bahwa Variabel Tinggi Badan Seserorang
berpengaruh terhadap Variabel Berat Badan Seseorang dan pengaruhnya bersifat
positif (nilai koefisien regresinya sebesar 0,819657), artinya jika seseorang
mempunyai tinggi badan semakin tinggi maka akan meningkatkan berat badannya
(dan sebaliknya). Berdasarkan nilai koefisien regresi tersebut dapat diketahui
bahwa jika tinggi badan meningkat sebesar 10% maka berat badan akan meningkat
8,2%.
Sedangkan berdasarkan nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi diketahui bahwa variabel independen (Tinggi Badan) mempunyai hubungan yang kuat dan mempunyai sumbangan yang cukup besar terhadap variabel dependen (Berat Badan).
Sedangkan berdasarkan nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi diketahui bahwa variabel independen (Tinggi Badan) mempunyai hubungan yang kuat dan mempunyai sumbangan yang cukup besar terhadap variabel dependen (Berat Badan).
Salam kenal
BalasHapus